Cahayanya
perlahan menembus dedaunan pohon kelapa
Nyiur
melambai lambai bersembunyi dibalik kecemasan
Hembusan
angin terasa dahsyat sesakkan dada
Inilah
potret negeri kehidupan
Yang
memberikan secercah harapan
Diantara
kehampaan terselip kekuasaan dan keserakahan
Dikala
ombak menghantam dinding nurani
tak
satupun yang berhati dan peduli
Dikala
petir yang dahsyat menghantam permukaan
Bersembunyi
dibalik keresahan
Tetapi
tak satupun yang mengerti
Seakan
mata hati terasa sudah mati
Berapa
lama lagi dia harus bersembunyi
Menyaksikan
nasib anak anak negeri
Seakan
kudengar derai tawa koruptor bersama tangisan kelaparan
Tangisan
orok yang dibuang ibunya
Tangisan pedagang yang digusur lahan pencahariannya
Tangisan pedagang yang digusur lahan pencahariannya
Tangisan
anak kecil yang merindukan sekolah
Tangisan
sesuap nasi bagi perut-perut mereka yang berteriak
Berjuta
tangisan membanjiri pelataran negeri
Terhempas
bagai jarum dalam lautan jerami
Oh, pempimpin negeri !
Pantaskah
dia di hina?
Pantaskah dia di caci?
Pantaskah dia di maki?
Pantaskah dia di bodohi?
Pantaskah dia di abaikan?
Pantaskah dia di maki?
Pantaskah dia di bodohi?
Pantaskah dia di abaikan?
Kulihat
televisi meraung-raung membeberkan berita demi berita
Tentang
merosotnya moral bangsa
Tawuran
pelajar dimana-mana
Generasi
muda yang dimabuk narkoba
Melanggar
aturan menjadi hal biasa.
koruptor
merajai negeri ini
Masih
terdengar orasi berisi janji-janji yang tak pernah di tepati
Spanduk-spanduk
membentang, poster-poster berserakan mengumbar janji kepalsuan
Masih ingatkah kau pada mereka?
Mereka yang kelaparan
Mereka yang haus akan pendidikan
Mereka yang menangis ketakutan
Mereka yang perlu keadilan
Mereka yang perlu kedamaian
Mereka yang menangis ketakutan
Mereka yang perlu keadilan
Mereka yang perlu kedamaian
Mereka
yang perlu kesejahteraan
Jiwamu
tak akan abadi
Bila
mereka tidak dilayani
Wahai
para pemimpin negeri
Dengan
kami berjanji mengabdi dan berbakti
Dengan
kami akan berjuang mengukir kembali
Dengan
berlapis doa seribu kali
Agar
negeri ini bercahaya mengukir keluhuran budi pekerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar